Seni Debus vs Ilmu Fisika ~ Physics is Fun

Media Pembelajaran Fisika

Senin, 15 Mei 2017

Seni Debus vs Ilmu Fisika

Seni Debus vs Ilmu Fisika
    Ada artikel yang menarik nih sahabat, sekitar 3 bulan yang lalu, Prof. Yohanes Surya Ph.D dan kawan-kawan mencoba menjelaskan secara fisika seni debus di Indonesia yang hingga sekarang masih dianggap mistis.

      Seni debus yang terkenal di Banten dan juga berkembang di sejumlah daerah lainnya di Indonesia, yang dianggap sebagai sihir, akan dijelaskan dari sisi ilmu fisika oleh peraih hadiah Nobel. Penjelasan disampaikan pada pertemuan siswa, guru, dengan kalangan ilmuwan serta lima peraih Nobel dalam kegiatan bertajuk The Asian Science Camp (ASC) 2008 yang berlangsung di Sanur, Bali, 3-9 Agustus 2008.


        Hal itu disampaikan Prof. Yohanes Surya Ph.D, ketua panitia kegiatan tersebut yang juga merupakan pendiri Surya Institute, yayasan yang menjadi tuan rumah penyelenggaraan ASC 2008, seperti dikutip Antara, Minggu (3/8). Di sela-sela kesibukan mempersiapkan kegiatan yang dijadwalkan dibuka Senin (4/8) pagi itu, disebutkan bahwa dari 12 peraih Nobel yang diundang, lima orang di antaranya telah menyampaikan konfirmasi kehadirannya di Bali.

        Mereka adalah Prof. Masatoshi Koshiba (2002 Nobel Laureate in Physics, Japan), Prof. Yuan Tseh Lee (1986 Nobel Laureate in Chemistry, Chinese Taipei), Prof. Douglas D. Osheroff (1996 Nobel Laureate in Physics, USA), Prof. Dr.Richard Robert Ernst (1991 Nobel Laureate in Chemistry, Switzerland), and Prof. David Gross (2004 Nobel Laureate in Physics, USA).

        Di antara mereka itulah yang akan memaparkan ilmu fisika dalam berbagai praktek kehidupan masyarakat, termasuk yang terkait dengan teknik seni yang disebut debus maupun teknik berjalan di atas bara api. Ketika diminta memberi contoh ilmu fisika yang terkait seni debus, fisikawan berusia 44 tahun yang membawa tim Indonesia menjadi pemenang Olimpiade Fisika Internasional ke 36, mengalahkan 84 negara lainnya tersebut dengan halus menolaknya. "Soal itu tunggulah. Kan menjadi porsi peraih Nobel untuk memaparkannya. Kalau teknik berjalan di atas api saya boleh menjelaskan. Itu gampang, asal menginjaknya sebentar. Kalau kelamaan kaki siapapun ya melepuh," ucap Prof. Yohanes.


        Ia berharap para siswa dan guru pembimbing dari Indonesia yang mencapai sekitar 350 orang, akan menjadi pelopor dalam menggalakkan pembelajaran fisika dengan cara yang mudah dan mengasyikkan. "Fisika itu mudah kalau tahu ilmu dan caranya. Tidak perlu ditakuti sebagai mata pelajaran yang sulit," tambah Prof. Yohanes yang mempunyai visi memajukan Indonesia melalui sains dan teknologi dengan metode pengajaran Fisika asyik, mudah dan menyenangkan.

0 komentar:

Posting Komentar