Media Pembelajaran Fisika

  • FISIKA

    Blog ini berisi tentang materi Fisika yang disajikan dalam artikel Fisika

  • FISIKA

    Blog ini berisi tentang materi Fisika yang disajikan dalam artikel Fisika

  • FISIKA

    Blog ini berisi tentang materi Fisika yang disajikan dalam artikel Fisika

Selasa, 16 Mei 2017

Masa Kuliah

Masa Kuliah


Senin, 15 Mei 2017

Motivasi Fisika

Motivasi Fisika
Tips Belajar Fisika
       Belajar Fisika itu, sama saja dengan  belajar  yang  lainnya. Yang  membedakan hanyalah bidang  yang dipelajarinya. Fisika memang  lebih banyak berurusan dengan ilmu fisik. Belajar fisika bisa dibuat mudah, atau minimal dibuat menyenangkan. Bagaimana caranya? Berikut tips dan trik belajar fisika agar menyenangkan dan lebih mudah dipahami :
1. Mulai belajar fisika kalau badan sudah merasa rileks. Kalau badan dalam keadaan           rileks, kita merasa lebih tenang dan nyaman untuk melakukan aktifitas, terutama           belajar. Banyak hal bisa dilakukan untuk membangkitkan suasana rileks.
2. Baca dulu ceritanya, jangan langsung pergi ke rumus. Jangan salah. Fisikapun ada            ceritanya. Dalam hal ini, cerita yang dimaksud adalah latar belakang rumus-rumus          tersebut, asumsi-asumsi yang dipakai. Biasanya, rumus-rumus fisika di buku yang             kelihatannya sangat rumit sebenarnya berasal dari konsep yang sederhana.
3. Dimengertilah dahulu alur rumus dari konsep awal sampai menjadi rumus akhir.              Tujuannya adalah supaya kamu mengerti darimana rumus-rumus itu berasal, semenjak     konsep yang mendasarinya sampai menjadi rumus akhir. Setelah kamu mengerti rumus     tersebut, adalah hal yang sangat mudah untuk menghafal rumus tersebut.
4. Latihan soal-soal. Sudah mengerti konsepnya, sekarang saatnya maju ke “medan            perang”. Ada soal latihan disetiap akhir bab, bantai saja soal-soal itu. Jangan biarkan       ada musuh tersisa. Musuh menyerah kalah dan kamulah pemenangnya. 
     Buku-buku fisika yang kamu punya sedikit banyak juga berpengaruh terhadap seberapa banyak kamu mengerti. Masalahnya, beberapa buku fisika yang beredar hanya menyatakan rumus-rumus saja, tanpa menjelaskan konsep di belakang rumus-rumus tersebut. Hal ini  hanya akan membingungkan untuk dipelajari, karena kita hanya akan memaksakan otak kita untuk menghafal daripada mengerti. Tanpa pengertian, kamu hanya akan melupakan rumus-rumus tersebut dalam 2-3 hari.

Seperti kata pepatah, “Tell them, they will forget. Show them, they will know. Involve them, they will understand”. Semakin banyak kamu terlibat, semakin banyak kamu mengerti.

Begitulah, belajar fisika itu menyenangkan. Kalau sudah tau selahnya, mudah untuk mengimplementasikannya.

SELAMAT BELAJAR FISIKA !!!

Stop Ketakutan terhadap Fisika
        Tidak bisa dipungkiri bahwa pelajaran fisika adalah salah satu pelajaran yang paling dihindari di sekolah. Selama ini bagi kebanyakan siswa di kalangan sekolah, pelajaran fisika dianggap sebagai hantu yang menakutkan, materi yang sangat membosankan dan tidak menarik sama sekali untuk dipelajari. Nah sekarang kita harus merubah semua persepsi buruk tentang fisika yang mengatakan semua hal yang berkaitan dengan fisika adalah tidak menarik. Fisika akan terasa lebih menarik dan tidak membosankan jika sejak dini siswa dikenalkan dan diajarkan tentang ilmu fisika, serta penerapannya terhadap kehidupan sehari-hari. Pandangan fisika sejak dini menjadi pengaruh penting untuk keberlangsungan mempelajari fisika kedepannya agar tidak  muncul pemikiran bahwa fisika adalah pelajaran yang sulit dan membosankan.




Masa Sekolah

Masa Sekolah



Seni Debus vs Ilmu Fisika

Seni Debus vs Ilmu Fisika
    Ada artikel yang menarik nih sahabat, sekitar 3 bulan yang lalu, Prof. Yohanes Surya Ph.D dan kawan-kawan mencoba menjelaskan secara fisika seni debus di Indonesia yang hingga sekarang masih dianggap mistis.

      Seni debus yang terkenal di Banten dan juga berkembang di sejumlah daerah lainnya di Indonesia, yang dianggap sebagai sihir, akan dijelaskan dari sisi ilmu fisika oleh peraih hadiah Nobel. Penjelasan disampaikan pada pertemuan siswa, guru, dengan kalangan ilmuwan serta lima peraih Nobel dalam kegiatan bertajuk The Asian Science Camp (ASC) 2008 yang berlangsung di Sanur, Bali, 3-9 Agustus 2008.


        Hal itu disampaikan Prof. Yohanes Surya Ph.D, ketua panitia kegiatan tersebut yang juga merupakan pendiri Surya Institute, yayasan yang menjadi tuan rumah penyelenggaraan ASC 2008, seperti dikutip Antara, Minggu (3/8). Di sela-sela kesibukan mempersiapkan kegiatan yang dijadwalkan dibuka Senin (4/8) pagi itu, disebutkan bahwa dari 12 peraih Nobel yang diundang, lima orang di antaranya telah menyampaikan konfirmasi kehadirannya di Bali.

        Mereka adalah Prof. Masatoshi Koshiba (2002 Nobel Laureate in Physics, Japan), Prof. Yuan Tseh Lee (1986 Nobel Laureate in Chemistry, Chinese Taipei), Prof. Douglas D. Osheroff (1996 Nobel Laureate in Physics, USA), Prof. Dr.Richard Robert Ernst (1991 Nobel Laureate in Chemistry, Switzerland), and Prof. David Gross (2004 Nobel Laureate in Physics, USA).

        Di antara mereka itulah yang akan memaparkan ilmu fisika dalam berbagai praktek kehidupan masyarakat, termasuk yang terkait dengan teknik seni yang disebut debus maupun teknik berjalan di atas bara api. Ketika diminta memberi contoh ilmu fisika yang terkait seni debus, fisikawan berusia 44 tahun yang membawa tim Indonesia menjadi pemenang Olimpiade Fisika Internasional ke 36, mengalahkan 84 negara lainnya tersebut dengan halus menolaknya. "Soal itu tunggulah. Kan menjadi porsi peraih Nobel untuk memaparkannya. Kalau teknik berjalan di atas api saya boleh menjelaskan. Itu gampang, asal menginjaknya sebentar. Kalau kelamaan kaki siapapun ya melepuh," ucap Prof. Yohanes.


        Ia berharap para siswa dan guru pembimbing dari Indonesia yang mencapai sekitar 350 orang, akan menjadi pelopor dalam menggalakkan pembelajaran fisika dengan cara yang mudah dan mengasyikkan. "Fisika itu mudah kalau tahu ilmu dan caranya. Tidak perlu ditakuti sebagai mata pelajaran yang sulit," tambah Prof. Yohanes yang mempunyai visi memajukan Indonesia melalui sains dan teknologi dengan metode pengajaran Fisika asyik, mudah dan menyenangkan.

Fisika dan Sepak Bola

Fisika dan Sepak Bola


           Apa yang dilakukan pemain-pemain sepak bola sangat erat kaitannya dengan fisika. Sebut saja ketika melakukan tendangan bola ke gawang, ia dapat mengatur kecepatan dan sudut elevasi bola secara baik. Terlalu besar sudut elevasi dan kecepatannya, bola akan melewati mistar. Sebaliknya jika sudut elevasi dan kecepatan terlalu kecil, bola tidak akan sampai ke gawang.

      For your info, sebenarnya pemain sepak bola bisa diapresiasikan sebagai ahli fisika di lapangan hijau. Karena, setiap pemain bola sebisa mungkin harus mampu mengukur dengan tepat berapa besar gaya yang harus diberikan dan ke mana arah bola harus ditendang. Ujung-ujungnya kecepatan bola menjadi sangat kencang dan akurat.
     Dan sepak bola sebenarnya adalah permainan fisika. Kita akan menikmati mengapa lintasan bola berbentuk parabola, bagaimana tendangan pisang, dan mengapa seorang penjaga gawang sangat susah menahan tendangan penalti. Intinya seorang pemain bola yang profesional jika dilengkapi dengan ilmu fisika akan dapat memperbaiki skill dan kemampuannya.
Gerakan parabola

    Bola yang ditendang dengan sudut elevasi tertentu akan membentuk lintasan parabola. Bentuk lintasan ini akan sangat dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi, kecepatan, dan sudut elevasi bola. Tanpa gravitasi, bola akan bergerak lurus ke atas. Gravitasilah yang menarik bola turun. Semakin besar gravitasi, semakin cepat bola jatuh ke tanah. Bandingkan dengan di bulan. Dengan tingkat gravitasi yang lebih kecil, lintasan bola yang ditendang, misalnya oleh seorang astronot, akan menjadi lebih jauh, dibandingkan jika ia menendang sebuah bola di bumi.

        Buat sedikit bocoran ya, kita ingin kan punya tendangan yang keras dan jauh? Untuk melakukan hal itu, seorang pemain sepak bola harus menendang bola sekeras mungkin dengan sudut elevasi 45 derajat. 

Tendangan pisang

        Siapa yang tidak kenal sama Pele? Legenda hidup asal Brasil itu terkenal dengan tendangan pisangnya. Atau sudut dunia mana sih yang tidak kenal sama David Beckham? Kapten timnas Inggris ini juga punya senjata andalan berupa tendangan bebas melengkung dan akurat.


       Kita tentu masih ingat gol-gol manis David Beckham melalui tendangan bebasnya, yang dilakukan sekitar 30 meter di depan gawang. David Beckham menendang bola dengan kecepatan sekitar 120 km per jam, bola melambung sekitar 1 meter melewati kepala para pagar betis itu dan secara tiba-tiba bola membelok serta masuk ke gawang lawan. Bagaimana David Beckham melakukan ini?

       Seorang pengamat sepak bola Keith Hanna, mengatakan bahwa Beckham melakukan ini karena otaknya yang genius dapat memproses perhitungan fisika yang kompleks secara cepat sekali. Peneliti lain dari Universitas Sheffield, Inggris, mengatakan hal yang sama, “…Beckham was applying some very sophisticated physics.”
        Lintasan bola yang menyerupai bentuk pisang ini sudah lama menjadi perhatian para peneliti. Gustav Magnus tahun 1852 pernah meneliti kasus sebuah bola yang bergerak sambil berotasi. Gerakan bola ini menimbulkan aliran udara. Akibat rotasi bola, aliran udara yang searah dengan arah rotasi bola (A) bergerak relatif lebih cepat dibandingkan aliran udara pada sisi bola yang lain ( B ). Menurut Bernoulli, semakin cepat udara mengalir, semakin kecil tekanannya. Akibatnya, tekanan di B lebih besar dibandingkan tekanan di A. Perbedaan tekanan ini menimbulkan gaya yang membelokkan bola ke arah A. Membeloknya bola akibat perbedaan tekanan udara ini sering disebut efek magnus untuk menghormati Gustav Magnus.
        Pada tendangan bebas, bola yang bergerak dengan kecepatan 110 km per jam dan berotasi dengan 10 putaran tiap detiknya dapat menyimpang atau membelok lebih dari 4 meter. Hal tersebut cukup membuat penjaga gawang kebingungan.

        Yang juga membuat tendangan Beckham lebih spektakuler adalah efek lengkungan tajam di dekat akhir lintasan bola. Lengkungan tajam yang tiba-tiba inilah yang membuat kiper-kiper terperangah karena bola berbelok begitu cepat dengan tiba-tiba. Apa yang menyebabkan hal ini bisa terjadi?

       Peneliti Inggris, Peter Bearman, mengatakan bahwa efek magnus akan mengecil jika kecepatan gerak bola terlalu besar atau rotasinya lebih lambat. Jadi untuk mendapat efek magnus yang besar, seseorang harus membuat bola berputar sangat cepat, tetapi kecepatannya tidak boleh terlalu cepat. Ketika Beckham menendang bola secara keras dengan sisi sepatunya sehingga bola dapat berotasi cepat sekali, bola melambung dan mulai membelok akibat adanya efek magnus. Gesekan bola dengan udara akan memperlambat gerakan bola (kecepatan bola berkurang). Jika rotasi bola tidak banyak berubah, pengurangan kecepatan dapat menyebabkan efek magnus bertambah besar, akibatnya bola melengkung lebih tajam, masuk gawang, membuat penonton terpesona dan berdecak kagum.

Menyundul

         Menyundul merupakan bagian penting dalam sepakbola. Banyak gol tercipta melalui sundulan kepala. Menyundul bola membutuhkan koordinasi yang baik dari kepala, badan, serta pengetahuan tentang kecepatan bola dan arah sundulan. Ada 2 posisi menyundul bola yaitu: 1) ditempat dengan melompat vertikal 2) berlari sambil melompat menyambut bola. Pada posisi 2, bola akan bergerak lebih cepat, karena mendapat tambahan momentum dari gerakan kita. Besarnya momentum yang diterima bola sangat tergantung pada keelastisan bola dan kekuatan otot tulang belakang ketika kita menyundul bola. Untuk membuat sundulan sekuat mungkin, kepala harus ditarik kebelakang sebanyak mungkin (badan melengkung), paha ditarik kebelakang dan lutut bengkok. Pada posisi ini terjadi keseimbangan aksi-reaksi, pemain tidak terpelanting atau terputar dan kepala siap memberikan sundulan kuat ke bola. Saat bola menyentuh kepala, tubuh harus setegar mungkin agar lebih banyak energi yang dapat diberikan ke bola (gerakan otot dan urat yang tidak perlu akan menyerap energi kita dan dapat mengurangi energi yang diberikan pada bola). Waktu sentuh kepala dengan bola (23 milidetik) yang relatif lebih lama dibandingkan waktu sentuh kaki ketika ia menendang bola (8 milidetik), memungkinkan kita untuk mengarahkan bola secara akurat ke arah yang kita inginkan.


         Orang botak sering mendapat keuntungan dalam menyundul bola (rambut gondrong akan menyerap sebagian energi bola sehingga bola yang terpantul akan berkurang kecepatannya). Tetapi bukan berarti orang gondrong tidak bisa menyundul keras. 

        Tendangan pinalti adalah tendangan yang sangat ditakuti oleh para penjaga gawang. Tendangan ini dilakukan pada jarak 11 meter dari gawang dan biasanya jarang gagal. Seorang pemain sepak bola profesional dapat menendang bola dengan kecepatan sekitar 30 meter per detik (108 km/jam). Dengan kecepatan ini, bola akan mencapai ujung kanan atas gawang dalam waktu 0,45 detik dan untuk ujung kanan bawah 0,38 detik.

        Menurut perhitungan Sam Williamson, fisikawan di Center for Neural Science New York, waktu 0,38 detik tidak cukup untuk menangkap bola. Ketika bola ditendang, penjaga gawang akan bereaksi rata-rata setelah 0,3 detik. Begitu bereaksi, otak akan memberi perintah pada otot untuk bergerak, ini butuh waktu tambahan lebih dari 0,1 detik. Itu sebabnya sukar bagi penjaga gawang untuk menangkap bola yang bergerak cepat itu. Untuk melatih reaksi yang cepat dan tepat dibutuhkan latihan yang panjang dan pengalaman yang cukup. Itu sebabnya para kiper atau penjaga gawang dalam Piala Dunia ini rata-rata lebih tua dibandingkan pemain lainnya.
     Agar berhasil, penendang pinalti harus memperhatikan arah angin, rotasi, dan kecepatan bola. Bola yang berotasi terlalu cepat dapat menimbulkan efek magnus dan turbulensi udara yang akan menyimpangkan bola. Menurut penelitian, tendangan yang paling efektif adalah tendangan dengan kekuatan 75 persen sampai 80 persen dari kekuatan maksimum (kecepatan bola sekitar 80 km/jam). Pada kecepatan ini penjaga gawang sulit menangkap bola dan kemungkinan terjadinya gol lebih besar dibandingkan dengan tendangan dengan kekuatan penuh. Bicara sepak bola dengan fisika sangat mengasyikkan dan tak ada habisnya. Gerakan parabola, tendangan pisang, menyundul, dan tendangan pinalti yang kita bahas di atas hanya sebagian dari asyiknya fisika dalam sepak bola.

       Di arena Piala Dunia 2010 yang lalu, kita bisa menikmati lebih banyak lagi bagaimana asyiknya fisika diterapkan dalam sepak bola. Coba saja perhatikan bagaimana kiper Jerman memanfaatkan hukum pemantulan untuk menepis tendangan-tendangan maut dari para pemain lawan. Atau juga bagaimana Klose menggunakan konsep momentum, tumbukan, dan momentum sudut yang tepat untuk menggerakkan kepalanya dan menyundul bola ke gawang musuh. Lihat juga Christiano Ronaldo, dengan menggunakan keseimbangan yang sempurna untuk melakukan tendangan voli yang indah dan memasukkan bola ke gawang lawan.
Jadi, untuk menjadi pemain sepak bola yang tangguh, perlu banget belajar fisika. Betul gak…??



Penyebab Angin Terasa Sejuk

Penyebab Angin Terasa Sejuk


    Jika sedang kepanasan membara  lalu tiba-tiba angin berhembus pelan, tubuhpun terasa segar. Biasanya hembusan angin terasa sejuk. Mungkin anda pernah merasakan hembusan angin terasa panas ?  Udara bisa terasa panas atau dingin, tetapi angin cenderung sejuk atau dingin. Mengapa hembusan angin terasa sejuk?

Angin adalah udara yang berpindah tempat karena perbedaan tekanan udara. Angin juga bisa terjadi akibat rotasi bumi, tetapi mengenai hal ini tidak diulas pada tulisan ini. Angin biasanya berpindah dari tempat yang mempunyai tekanan udara tinggi ke tempat yang mempunyai tekanan udara rendah. Tekanan udara berkaitan dengan kerapatan atau masa jenis udara. Pada ketinggian yang sama, udara yang mempunyai kerapatan atau massa jenis lebih besar mempunyai tekanan yang lebih besar. Sebaliknya udara yang mempunyai kerapatan atau massa jenis kecil mempunyai tekanan yang lebih kecil.

Massa jenis atau kerapatan udara berkaitan dengan volume udara. Semakin besar volume udara, semakin kecil kerapatan udara. Salah satu sifat benda adalah memuai jika dipanaskan dan menyusut jika didinginkan (kecuali air, air berperilaku menyimpang antara suhu 0 oC sampai 4oC). Udara yang panas biasanya memuai sehingga volumenya bertambah. Karena volume bertambah, maka kerapatan udara panas berkurang. Udara panas yang kerapatannya berkurang secara alami bergerak ke atas menuju tempat yang mempunyai kerapatan lebih kecil.

        Jika di sekitar udara yang panas terdapat udara yang lebih sejuk, maka udara yang lebih sejuk secara alamiah langsung bergerak menuju posisi awal udara panas.

Pada mulanya, tubuh kita kepanasan karena udara di sekitar kita lebih panas. Panas secara alami berpindah dari udara yang panas menuju tubuh kita yang lebih dingin. Akibatnya tubuh kita menjadi kepanasan. Ketika ada angin, udara panas berpindah tempat (bergerak ke atas) dan posisinya digantikan oleh udara yang lebih dingin. Adanya perbedaan suhu antara tubuh kita yang lebih panas dengan udara yang lebih dingin menyebabkan panas dari dalam tubuh kita berpindah menuju udara yang lebih dingin. Kita merasa sejuk atau dingin karena sebagian panas dalam tubuh kita telah berpindah menuju udara dingin.





Penyebab Langit Berwarna Biru

Penyebab Langit Berwarna Biru


         Mengapa langit berwarna biru? Sebagian kita mungkin menjawab, “sudah takdir…”. Jawaban ini tidak salah, tapi apa tidak lebih baik kita juga meraba bagaimana takdir tersebut terjadi? Dalam banyak ayat, Allah menantang manusia untuk menggunakan pikiran agar dapat mengagumi ayat-ayat (tanda-tanda) kekuasaan-Nya. Afala ta’kiluun? Apakah kalian tidak menggunakan akalnya (untuk mencerna tanda-tanda kekuasaan-Ku?)

      Kali ini kita akan mencoba mengkaji persoalan ini secara ilmiah. Mengapa langit berwarna biru? Apa dalang dari fenomena ini? Yap… untuk menjawab pertanyaan ini paling tidak kita perlu mengkaji dua hal, yakni tentang atmosfer dan karakter cahaya. Hal ini mengingat fenomena langit berwarna biru melibatkan kedua komponen tersebut. Cahaya yang datang dari matahari akan mengalami hamburan ketika melewati partikel yang mengisi atmosfer. Tanpa atmosfer, maka langit kita akan gelap sepanjang hari. Hal ini karena tidak ada molekul yang dapat menghamburkan cahaya ke berbagai arah. Dalam keadaan semacam itu, bintang dapat dilihat disiang hari dan cahaya matahari dapat dilihat hanya jika kita melihatnya secara langsung. Keadaan ini persis sama dengan keadaan dari berbagai planet lain di tata surya matahari yang tidak memiliki atmosfer.

Atmosfer

         Atmosfer merupakan percampuran dari berbagai gas dan molekul yang melingkupi permukaan bumi. Komponen utamanya adalah gas nitrogen (78%) dan oksigen (21%). Selebihnya, atmosfer terisi oleh gas argon, air (baik dalam bentuk uap air maupun kristal es), dan berbagai partikel padat seperti debu, partikel-partikel sisa pembakaran (polutan), dan juga garam (terutama untuk daerah di atas permukaan laut).

        Komposisi atmosfer bervariasi, tergantung lokasinya.  Pada daerah permukaan laut, atmosfer banyak mengandung air dan garam. Pada daerah industri, atmosfer akan banyak diisi berbagai partikel sisa pembakaran. Kerapatan atmosfer juga bervariasi menurut ketinggiannya. Daerah dasar atmosfer memiliki tingkat kerapatan yang paling tinggi. Nilainya akan terus menurun dengan pertambahan ketinggian atmosfer.

Cahaya

      Cahaya merupakan energi yang diradiasikan melalui suatu gelombang. Gelombang yang dimaksud adalah gelombang elektromagnetik (gelombang em). Dinamakan seperti itu, karena gelombang tersebut dibangun oleh getaran medan listrik dan medan magnet secara serentak secara saling tegak lurus. Arah perjalanan gelombang untuk masing-masing medan dapat ditunjukan pada Gambar 1.

Gambar 1. Konfigurasi Gelombang EM (diambil dari http://www.monos.leidenuniv.nl)
      Cahaya tampak yang terdiri dari merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu hanyalah sebagian kecil dari radiasi gelombang em. Masing-masing warna memiliki panjang gelombang dan frekuensi yang khas. Artinya, warna suatu cahaya tergantung pada nilai panjang gelombang dan frekuensinya. Panjang gelombang dan frekuensi memiliki nilai yang berkebalikan, warna dengan frekuensi tinggi berarti memiliki panjang gelombang yang pendek. Semakin tinggi frekuensi, semakin besar energinya. Berdasarkan Gambar 2, warna merah memiliki panjang gelombang yang paling panjang (700 nm), artinya ia memiliki frekuensi yang paling rendah dan dengan demikian energinya juga paling rendah jika dibandingkan dengan cahaya tampak yang lain.


Gambar 2. Tabel Radiasi Gelombang EM (Diambil dari http://cache.eb.com/eb/image)
   Jika matahari meradiasikan seluruh panjang gelombang cahaya tampak (Mejikuhibiniu), mengapa yang kita lihat matahari berwarna putih? Yap.. cahaya putih yang kita lihat tersebut sebenarnya tersusun dari keseluruhan cahaya tampak yang ada. Artinya, jika seluruh warna pada cahaya tampak bergabung menjadi satu, maka yang terlihat adalah warna putih. Kita dapat memecah warna ini dengan cara melewatkannya di suatu prisma kaca. Percobaan ini pertama kali dilakukan oleh newton, ia melewatkan cahaya putih pada suatu prisma, ternyata pada ujung perjalanannya cahaya putih telah berubah menjadi susunan warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu. Peristiwa ini dikenal sebagai dispersi cahaya.

Gambar 2. Tabel Radiasi Gelombang EM (Diambil dari http://cache.eb.com/eb/image)
Hamburan Cahaya
         Ketika cahaya putih (yang di dalamnya terkandung mejikuhibiniu) diradiasikan dari matahari dan melewati atmosfer, maka cahaya putih tersebut akan mengalami beberapa peristiwa. Pertama, cahaya tersebut akan diserap oleh berbagai molekul yang mendiami atmosfer. Kedua, setelah diserap, cahaya tersebut akan dilepaskan kembali ke atmosfer. Peristiwa inilah yang kita sebut sebagai hamburan cahaya.
        Pada peristiwa penyerapan bisa dibilang tidak ada sesuatu yang menarik. Namun pada saat cahaya dilepas dari molekul, muncul suatu fenomena yang menarik untuk dianalisis. Ternyata cahaya dengan energi yang besar (frekuensi besar) akan diradiasikan lebih banyak daripada cahaya dengan energi rendah (frekuensi rendah). Melalui analisis yang detail, diperoleh hubungan bahwa jumlah energi yang diradiasikan pada peristiwa hamburan cahaya adalah sebanding dengan pangkat empat frekuensinya. Sehingga jika diketahui panjang gelombang ungu adalah 400 nm dan merah adalah 700 nm, maka perbandingan pangkat empat frekuensi kedua cahaya (Ungu : Merah) dapat dihitung sebesar (700 nm/400 nm)4 , dan diperoleh 9,4. Artinya cahaya ungu diradiasikan 9 kali lebih banyak daripada cahaya merah. Itulah sebabnya pada siang hari kita tidak melihat langit berwarna merah, melainkan biru. Tapi mengapa biru? Bukankah ungu memiliki frekuensi yang lebih tinggi dan oleh karenanya semestinya paling banyak diradiasikan? Mengapa langit tidak berwarna ungu?

      Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu melibatkan ilmu tentang mata sebagai alat indra yang digunakan untuk melihat. Di dalam retina mata terdapat tiga reseptor warna, yakni reseptor merah, biru, dan hijau. Masing-masing reseptor sensitif untuk masing-masing warna. Sehingga ketika ada beberapa warna yang masuk ke retina secara bersamaan, maka masing-masing warna akan ditangkap oleh reseptor yang sesuai.

        Nah.. pada peristiwa hamburan cahaya, berdasarkan nilai frekuensinya maka warna biru dan ungu adalah warna yang paling banyak dihamburkan. Namun langit tampak berwarna biru karena, di dalam retina terdapat sel reseptor biru yang lebih sensitif untuk menangkap warna biru daripada ungu. Akibatnya, kesan warna yang paling dominan untuk dilihat adalah biru. Demikianlah mengapa langit berwarna biru. Semoga bermanfaat…